Pendederan Ikan Patin Pangasius hypophthalmus di Kolam Terpal
DOI:
https://doi.org/10.25181/peranan.v1i1.1462Abstrak
Ikan patin merupakan salah satu ikan unggulan budidaya di Indonesia. Produksi ikan patin nasional pada tahun 2019 yaitu sebesar 1.149.400 ton. Pendederan merupakan tahap penting dalam pembenihan. Pada tahap ini sering terjadi kematian akibat perubahan lingkungan yang ekstrim. Pendederan ikan patin pada kolam terpal memiliki beberapa keunggulan yaitu biaya pembuatan murah, mudah dibuat dan dibongkar, serta dapat diterapkan di daerah lahan sempit. Tujuan dari kekeiatan ini adalah mengetahui pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan patin. Benih ditebar dengan ukuran 1 inci dengan jumlah tebar 7.200 ekor, dengan ukuran kolam 2m x 1m, pemberian pakan secara at satiation dengan frekunsi 3 x sehari (pagi, siang dan sore). Dari hasil pemeliharaan selama 21 hari didapat SR benih ikan patin mencapai 85%, pertumbuhan panjang akhir 2.1 inch (5.25), pertumbuhan bobot akhir 1.09 gram dan rata-rata laju pertumbuhan panjang harian 2.1% dan rata-rata laju pertumbuhan bobot harian mencapai 5.275%.Unduhan
Referensi
Darmawan. 2016. Performa benih ikan pati siam Pangasius hypophthalmu (sauvage, 1879) dan pasupati (Pangasius sp.) dengan padat penebaran yang berbeda pada pendederan sistem resirkulasi. Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi, Subang Jawa Barat.
Djariah, AS. 2001. Budi Daya Ikan Patin. Kanisius. Yogyakarta. 87 hal.
Handajani, H dan Widodo W. 2010. Nutrisi Ikan. UMM Press Malang.270 hal.
Hepper, B dan Y. Pruginin. 1981. Commercial Fish Farming : with Special Reference to Fish Culture in Israel. John Wiley and Sons. New York.
Hudi L dan Shahab A. 2005. Optimasi Produktifitas Budidaya Udang Vaname (Litopenaues vannamei) dengan Menggunakan Metode Respon Surface Dannon Linier Programming. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II ISBN : 979-99735-0-3. Program Studi MMT-ITS, Surabaya.
[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2016. Subsektor Perikanan Budidaya Sepanjang Tahun 2016 Menunjukkan Kinerja Positif. Sesditjen.
Muslim MPH dan H.Widjajanti. 2009. Penggunaan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) untuk Mengobati Benih Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus) yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophylla. Jurnal Akuakultur Indonesia, 8 (1): 91-100.
SNI : 01 – 6483, 4 – 2000. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hipophthalmus) kelas benih sebar.
Supono. 2015. Manajemen Lingkungan Untuk Akuakultur. Plaxia Yogyakarta 106 hal
Mulyadi, Shandy Patria Amanda, Usman M. Tang. 2014 Pemeliharaan Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus) Dengan Sistem Resirkulasi Dengan Bentuk Wadah yang Berbeda. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
Zonneveld, NH, Husman, EA dan Boon, JH. 1991. Prinsip Budidaya Ikan Garamedia. Pustaka Utama. Jakarta. Halaman 71-124.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2019 Jurnal Perikanan Terapan
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Jurnal Perikanan Terapan agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the Jurnal Agro Industri Perkebunan right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share (copy and redistribute the material in any medium or format) and adapt (remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially) with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in Jurnal Agro Industri Perkebunan.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in Jurnal Agro Industri Perkebunan. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.