Adaptasi Tanaman Pohpohan (Pilea trinervia Wright) Pada Berbagai Taraf Naungan
DOI:
https://doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v1i2.1486Abstract
Sayuran indigenous yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pangan dan kesehatan karena mengandung zat gizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh seperti vitamin, mineral, dan serat. Salah sayu daerah yang banyak mengembangkan sayuran indigenous adalah Jawa Barat. Interaksi dengan tanaman sayuran indigenous seperti pohpohan menunjukkan bahwa masyarakat peduli terhadap kesehatan. Kemampuan adaptasinya yang luas dan tingginya kandungan nilai gizi membuat tanaman ini layak untuk coba dikembangkan di daerah lain seperti di Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan adaptasi tanaman pohpohan asal Jawa Barat didaerah Lampung. Penelitian dilakukan di Politeknik Negeri Lampung mulai Mei hingga September 2019. Percobaan disusun menggunakan RKTS dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari berbagai tingkat naungan antara lain : N0 (tanpa naungan), N1 (naungan 60%), N2 (naungan 70%), N3 (naungan 75%) dan N4 (naungan 90). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman pohpohan mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi naungan 60%.Downloads
References
[AVRDC] World Vegetable Center. 2009. Discovering Indigenous Treasures. Taiwan (TW): Asian Vegetable Research and Development Center Publication Pr.
Desminarti S. 2001. Kajian serat pangan dan antioksidan alami beberapa jenis sayuran serta daya serap dan retensi antioksidan pada tikus percobaan [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Ekawati R, Susila AD, Kartika JG. 2010. Pengaruh tegakan pohon terhadap pertumbuhan dan produktivitas beberapa tanaman sayuran indigenous. J Hort Indonesia. 1(1):46-52.
Kusmana, Suryadi. 2004. Mengenal Sayuran Indijenes. Hortikultura. Bandung (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2013. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. IPB Press.Taman Kencana Bogor.
Pusatlitbang Gizi dan Makanan. 2007. Tingkat Konsumsi Sayur Masyarakat Indonesia.Puslitbang Gizi dan Makanan. Jakarta. 54 hal.