Peran Angkutan Laut dalam Meningkatkan Distribusi Ternak Sapi Potong dari Daerah Produsen ke Wilayah Konsumen

Authors

  • Bambang Winarso Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor

DOI:

https://doi.org/10.25181/jppt.v14i2.146

Abstract

Nationally, there are some areas of the provinces in Indonesia is livestock center including East Nusa Tenggara province. East Nusa Tenggara Governor Decree No. 278/Kep/HK/2011 Deciding that the allocation of large livestock beef to local consumers (West Java, Jakarta and Kalimantan) each of (a) as 55.000 heads of cattle,(b) 7.000 buffalo and (c) 5.000 horse. For transporting live cattle the only means of transportation by ship. Darmaga Tenau in serving the transport of life cattle is still in a simple way. Similarly, in a transit Kalimas. In an effort to decrease the cattle of the ship had been taken in three ways: (a) transported and unloaded from boats using nets, (b) direct the cows are herded through the bridge and (c) using containers. However, in connection with a number of criticisms relating to the principle Animal welfare, inevitably a third pattern to be implemented despite the fact that take a long time and ultimately costs more mahal. This paper is part of the research results of “Efisiensi Moda Transportasi Ternak dan Daging Sapi Dalam Mendukung Program Swasembada Pangan†by the Center for Economic and Agricultural Policy, 2013. Location of the study focused on East Nusa Tenggara and East Java. Keywords: marine transportation, livestock, distribution

Downloads

Download data is not yet available.

References

Badan Standarisasi Nasional, Pusat Standarisasi dan Akreditasi. Standar Nasional Indonesia.1998.

Kapal Motor Untuk Mengangkut Ternak Sapi dan Kerbau.

Badan Otorita Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, 2013

Dinas Peternakan Propinsi Nusa Tenggara Timur, 2011; Laporan Tahunan

Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur No. 278/Kep/HK/2011 Tentang Alokasi Pengeluaran

Ternak Besar Potong Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Thn 2012

Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur No. 207/Kep/HK/2012 Tentang Tambahan Alokasi

Pengeluaran Ternak Besar Potong Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Thn 2012.

Willem Nikson (2009). Kebijakan Keselamatan dan Keamanan Transportasi Laut. Badan

Koordinasi Keamanan Laut Republik Indonesia.

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). Laporan tahunan 2009 s/d

Ilham dan Yusmichad Yusdja, 2012. Sistem Transportasi Perdagangan Ternak Sapid an Implikasi

Kebijakan Di Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 2 no. 1. Pusat Sosial Ekonomi

dan Kebijakan Pertanian. Badan Litbang Pertanian.

Nyak Ilham, 2009. Kebijakan Pengendalian Harga Daging Sapi Nasional. Analisis Kebijakan

Pertanian Vol. 7 no. 3. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Litbang

Pertanian.

Tjeppy D. Soedjana, Umar Bamualim, Uum Umiyasih dan Armiadi Semali. 1995. Studi

Transportasi Ternak Potong dari Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur ke Jakarta. Jurnal

Penelitian No. 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Litbang

Pertanian.

Yusmichad Yusdja dan Nyak Ilham, 2004. Tinjauan Kebijakan Pengembangan Agribisnis Sapi

Potong. Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 2 no.2. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian. Badan Litbang Pertanian.

Published

2017-07-05

How to Cite

Winarso, B. (2017). Peran Angkutan Laut dalam Meningkatkan Distribusi Ternak Sapi Potong dari Daerah Produsen ke Wilayah Konsumen. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 14(2). https://doi.org/10.25181/jppt.v14i2.146

Issue

Section

Artikel

Most read articles by the same author(s)