Increasing Flavonoid Compounds Through The Use Of Elicitors In Callus Culture Catharanthus Roseus L.

Authors

  • Netty Syam Universitas Muslim Indonesia
  • Sudirman Numba Program Studi Agroteknologi Universitas Muslim Indonesia, Makassar
  • Mutiara Imaniar Program Studi Agroteknologi Universitas Muslim Indonesia, Makassar

DOI:

https://doi.org/10.25181/jppt.v24i3.3406

Abstract

Catharanthus roseus L., atau tapak dara menarik perhatian luas karena kekayaan senyawa bioaktifnya, terutama flavonoid yang bermanfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan teknik perbanyakan yang cepat dan efektif untuk memperoleh metabolit sekunder pada tanaman ini. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh aplikasi Elicitor Cu2+ terhadap morfologi kalus Catharanthus, dan mengetahui konsentrasi Elicitor Cu2+ terbaik dalam meningkatkan kandungan senyawa flavonoid pada Catharanthus. Penelitian kultur kalus dilaksanakan di Laboratorium Biosains dan Bioteknologi Reproduksi Tanaman, Gedung Teaching Industry, Jurusan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, dan analisis senyawa flavonoid dilakukan di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia Makassar. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) empat taraf konsentrasi Cu2+ yaitu 0 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm dengan tiga kali pengulangan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 3 botol kultur. Data  dianalisis menggunakan analisis varian dan uji lanjut BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan elisitor Cu2+ 4-8 ppm pada media pertumbuhan kalus tidak bersifat toksik pada kalus, sehingga sel-sel kalus masih aktif membelah yang ditunjukkan oleh kalus yang kompak dan berwarna kuning kehijauan. Penambahan elisitor Cu2+ dengan konsentrasi 6 ppm mampu meningkatkan kandungan senyawa flavonoid pada kultur kalus Catharanthus roseus. Penggunaan elisitor Cu2+ berpotensi untuk dikembangkan untuk memproduksi senyawa sekunder pada tanaman obat.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ariningsih, Solichatun, Anggarwulan, E. (2003) ‘Callus growth and anthraquinones production of Indian mulberry (Morinda citrifolia L.) in Murashige-Skoogâ€TMs medium (MS) supplemented with Ca2+ and Cu2+’, Biofarmasi Journal of Natural Product Biochemistry, 1(2), pp. 39–43. doi:10.13057/biofar/f010201.

Chang, C.C. et al. (2002) ‘Estimation of total flavonoid content in propolis by two complementary colometric methods’, Journal of Food and Drug Analysis, 10(3), pp. 178–182. doi:10.38212/2224-6614.2748.

Heryanto, A.F., Soegihardjo, C.J. and Purwijantiningsih, L.M.E. (2014) ‘Optimalisasi Produksi Steviosida dari Kalus Daun Stevia rebaudiana Bertoni dengan Variasi Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh’, E-Journal Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 10(1), pp. 1–52. doi:10.21608/pshj.2022.250026.

Jannah, R.. S.Z.A.N. (2016) ‘Pengaruh pemberian elisitor Cu2+ terhadap kalus Artemisia vulgaris dalam upaya penyediaan artemisinin sebagai antimalaria’, in Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, pp. 155–158. doi:10.13057/psnmbi/m020206.

Khan, H. et al. (2021) ‘Chemical Elicitors-Induced Variation in Cellular Biomass, Biosynthesis of Secondary Cell Products, and Antioxidant System in Callus Cultures of Fagonia indica’, MDPI [Preprint]. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8587688/pdf/molecules-26-06340.pdf.

Khoirunnisa, I. and Sumiwi, S.A. (2019) ‘Review Artikel: Peran Flavonoid Pada Berbagai Aktifitas Farmakologi’, Farmaka, 17(2), pp. 131–142. Available at: https://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/21922.

Made Dwi PYD, N. and Nengah Suwastika, I. (2012) ‘Pengaruh penambahan air kelapa dan berbagai konsentrasi hormon 2,4-D pada medium MS dalam menginduksi kalus tanaman anggur hijau (Vitis vinifera L.)’, Jurnal Natural Science, 1(1), pp. 53–62. Available at: https://core.ac.uk/download/pdf/291813985.pdf.

Muhammady, A.R. (2017) Peningkatan Produksi Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Kalus Stelechocarpus burahol [Blum] Hook. f. & Thomson Akibat Elisitor Sukrosa, Universitas Negeri Semarang. Available at: https://lib.unnes.ac.id/32349/1/4411411025.pdf.

Ningsih, I.Y. (2014) ‘Pengaruh Elisitor Biotik dan Abiotik pada Produksi Flavonoid melalui Kultur Jaringan Tanaman’, Pharmacy, 11(2), pp. 18–132. Available at: https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/PHARMACY/article/view/829.

Pandiangan, D. and Nainggolan, N. (2006) ‘Peningkatan Kandungan Katarantin pada Kultur Kalus Catharanthus roseus dengan Pemberian Naphtalene Acetic Acid’, HAYATI Journal of Biosciences, 13(3), pp. 90–94. doi:10.1016/S1978-3019(16)30299-6.

Rady, M.R. et al. (2021) ‘Anticancer compounds production in Catharanthus roseus by methyl jasmonate and UV-B elicitation’, South African Journal of Botany, 142, pp. 34–41. doi:10.1016/j.sajb.2021.05.024.

Retnaningati, D. et al. (2021) ‘Pertumbuhan Kalus dan Produksi Katekin pada Kultur In Vitro Kalus Teh (Camelia Sinensis L.) dengan Penambahan Elisitor Ca2+ dan Cu2+’, Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 6(September), pp. 192–202. doi:10.24002/biota.v6i3.5278.

Sampepana, E., Apriadi, R. and Rahmadi, A. (2020) ‘Kandungan Fenolik, Flavonoid, Tanin dan Aktivitas Antioksidan Produk UKM Teh Tiwai di Kabupaten Kutai Kartanegara secara Spektrofotometer Uv-Vis’, Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat, 1, pp. 1–12. Available at: http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/snppm.

Setiawati, T. et al. (2021) ‘Analisis Pertumbuhan dan Kandungan Total Flavonoid Kultur Kalus Krisan (Chrysanthemum morifolium Ramat) dengan Pemberian Asam 2,4-Diklorofenoksi Asetat (2,4-D) dan Air Kelapa’, Jurnal Pro-Life, 8(1), pp. 32–44. Available at: http://ejournal.uki.ac.id/index.php/prolife/article/view/2781/1776.

Shofiyani, A. and Hajoeningtijas, O.D. (2010) ‘Pengaruh sterilan dan waktu perendaman pada eksplan daun kencur (Kaemferia galanga L) untuk meningkatkan keberhasilan kultur kalus’, Agritech, 12(1), pp. 11–29. Available at: https://media.neliti.com/media/publications/42066-ID-pengaruh-sterilan-dan-waktu-perendaman-pada-eksplan-daun-kencur-kaemferia-galang.pdf.

Silalahi, M. (2010) ‘Elisitasi Peningkatan Produksi Ajmalisin oleh Kalus Catharantus roseus (L.) G. Don.’, Berita Biologi, 10(3), pp. 305–311.

Sulichantini, E.D. (2015) ‘Produksi Metabolit Sekunder Melalui Kultur Jaringan’, in Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1. Samarinda: Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman. Samarinsa, pp. 205–212. doi:https://doi.org/10.25026/mpc.v1i1.27.

Sutini, B. et al. (2008) ‘Meningkatkan Produksi Flavan-3-Ol melalui Kalus Camellia sinensis L. dengan Elisator Cu2 plus’, Berkala Penelitian Hayati, 14(1), pp. 39–44. doi:10.23869/bphjbr.14.1.20086.

Verrananda I. M., Victoria Yulita F., Lizma Febrina, L.R. (no date) ‘View of Identifikasi Metabolit Sekunder dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bunga Tapak Dara (Catharanthus roseus).pdf’, in Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-4 Tahun 2016. Samarinda. Available at: https://prosiding.farmasi.unmul.ac.id/index.php/mpc/article/view/176/176.

Wardani, D.P. and Solichatun, Setyawan, A.D. (2004) ‘Growth and saponin production of Talinum paniculatum Gaertn. callus culture on various addition with 2,4-dichlorophenoxy acetic acid (2,4-D) and kinetin’, Biofarmasi Journal of Natural Product Biochemistry, 2(1), pp. 35–43. doi:10.13057/biofar/f020106.

Downloads

Published

2024-09-21

How to Cite

Syam, N., Numba, S. ., & Imaniar, M. . (2024). Increasing Flavonoid Compounds Through The Use Of Elicitors In Callus Culture Catharanthus Roseus L. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 24(3), 366-374. https://doi.org/10.25181/jppt.v24i3.3406

Issue

Section

Artikel

Most read articles by the same author(s)