Respon Pupuk Hayati Iletrisoy Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai

Authors

  • Dewi Rumbaina Mustikawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
  • Nina Mulyanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
  • Endriani Endriani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

DOI:

https://doi.org/10.25181/prosemnas.v0i0.533

Abstract

Iletrisoy a biological fertilizer that contains nitrogen fastening bacterial isolates for soybeans in the land sour and non- sour. This assessment was conducted to determine the effect of biofertilizers iletrisoy on growth and yield of soybean plants. Assessment was conducted in farmers' fields in the Bumi Setia village, Seputih Mataram Subdistrict, Central Lampung District from April to July 2013. Used a randomized block design with factorial, six replications. The first factor was the soybean varieties, namely A). Anjasmoro and B) Tanggamus. The second factor was the inoculant Iletrisoy 1) Inoculation Iletrisoy and 2) Without inoculation Iletrisoy. Iletrisoy treatedas a seed treatment (5 g / kg seed). Ploting of observation 5 meters x 2 meters. Parameters measured were growth rate, pests attack, plant height at harvest, number of branches / plant, number of pods / plant, empty pods, pod borers attacked andyields. The results showed that there was an  interaction between varieties with inoculant iletrisoy on plant height, number of branches, the percentage of empty pods, attack of bean fly, armyworm attack and bean leaf roller. The yields of soybean that Iletrisoy inoculated 6.85-7.38% higher compared to without inoculation, though it was not significant.Keywords: soybean, biofertilizer, iletrisoy

Downloads

Download data is not yet available.

References

Dewi Rumbaina Mustikawati dkk : Respon Pupuk Hayati Iletrisoy Terhadap Pertumbuhan ....

Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Polinela 29 April 2015 219

Soverda, N. Dan T. Hermawati. 2009. Respon Tanaman Kedelai (Glycine max. (L) Merill) Terhadap

Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Hayati. Jurnal Agronomi Vol.13 (1), Januari-Juni

: 6-12.

Subowo, YB., A. Sugiharto, Suliasih dan S. Widawati. 2010. Pengujian Pupuk Hayati Kalbar Untuk

Meningkatkan Produktivitas Tanaman Kedelai (Glycine max) var. Baluran. Caraka Tani XXV

No.1 Maret 2010: 112-118.

Subramanian, K.S., R.A. Jegan, M. Gomathy and S. Vijayakumar. 2011. Biochemical and Nutritional

Responses of Tripartite Soybean-Rhizobium-Glomus Association Under Low and High P

Fertilization. Madras Agric. J. 98: 224-228.

Supriyadi, H. 2009. Petunjuk Teknis Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Kedelai.

BPTP Jawa Barat. BBP2TP. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 14p.

Suwahyono, U. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif dan Efisien.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Taufiq, A. 2013. Masalah Unsur Hara dan Pemupukan Spesifik Lokasi Pada Tanaman kedelai.

Makalah pada Workshop Teknik Produksi Benih Kedelai Bagi Petugas UPBS BPTP dan

Penangkar Benih. Malang, 26-29 November 2013.

Totok Agung D. H. dan Ahadiyat Yugi Rahayu. 2004. Analisis Efisiensi Serapan N, Pertumbuhan,

dan Hasil Beberapa Kultivar Kedelai Unggul Baru dengan Cekaman Kekeringan dan

Pemberian Pupuk Hayati. Agrosains 6(2): 70-74.

Wangiyana, W., N.A. Rosadi dan N. Farida. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Kedelai

(Glicin max (L.) Merill) Pada Beberapa Kombinasi Pupuk Hayati dan Organik di Lahan Sawah

Entisol Lombok Barat. Agroteksos Vol. 22 (1): 17-26.Admin. 2012. Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Benih. htp://smakita.net/faktor-yang-mempengaruhi-

mutu-benih/

Arsyad, D.M. 2004. Varietas kedelai Toleran Lahan Kering Masam. Lokakarya Pengembangan

Kedelai Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Lahan Masam. Puslitbangtan.

Balitkabi. PSE. BPTP Lampung. 30 September 2004: 41-47.

Atman. 2006. Budidaya Kedelai di Lahan Sawah Sumatera Barat. Jurnal Ilmiah Tambua, Vol. V, No.

, September-Desember 2006: 288-296.

Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk Teknis Analisa Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Badan

Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 143p.

Balitkabi. 2012. Iletrisoy: Pupuk Hayati Rhizobium Sesuai Untuk Kedelai Pada Lahan Kering Masam.

http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/info-teknologi/1399-iletrisoy-pupuk-hayati-untuk-kedelai.

BPS Provinsi Lampung. 2013. Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2012 (Angka Sementara

. Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 01/03/18/Th.VII, 1 Maret 2013.

Ekonomi dan Bisnis. 2012. Total Kebutuhan Kedelai Nasional Capai 2,2 Juta Ton.

infobanknews.com. Jumat, 27 Juli 2012.

Hasnah dan Susanna. 2010. Aplikasi Pupuk Hayati dan Kandang untuk Pengendalian Lalat Bibit Pada

Tanaman kedelai. J. Floratek 5: 103 – 112

Kementerian Pertanian. 2010. Petunjuk Teknis Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai. Badan

Litbang Pertanian. BPTP Nusa Tenggara Barat. 11p.

Kementerian pertanian. 2013. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Badan

Litbang Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-Umbian.

Lanya, H. 2007. Pengenalan, Pengendalian dan Aplikasi Peramalan OPT Utama Kedelai.

http://agribisnis.web.id/web/dipertantb/artikel/opt_kedelai

Mustikawati, D.R. 2011. Filosofi SL-PTT dan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT)

Kedelai. Makalah disampaikan dalam Pelatihan Pemandu Lapang (PL II) di Bandar Lampung,

Juli 2011.

Simanungkalit, R.D.M., D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini dan W. Hartatik. 2006. Pupuk

Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan. Badan Litbang Pertanian:

-10.

Simatupang, P., Marwoto, Dewa K.S. Swastika. 2005. Pengembangan Kedelai dan Kebijakan

Penelitian di Indonesia. Makalah Lokakarya Pengembangan Kedelai di Lahan Sub Optimal di

Balitkabi, Malang, 26 Juli 2005.

Published

2017-11-06

Issue

Section

Artikel