MONITORING RUMPON TRADISIONAL DI TELUK HURUN, BANDAR LAMPUNG SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFEKTIFITAS PENANGKAPAN IKAN

Penulis

  • Muliawati Handayani Politeknik Negeri Lampung
  • Rama Agus Mulyadi Politeknik Negeri Lampung
  • Yoga Alfian Politeknik Negeri Lampung

DOI:

https://doi.org/10.25181/marshela.v1i1.2985

Kata Kunci:

Teluk Hurun, rumpon, purse seine, atraktor

Abstrak

Teluk Hurun telah menjadi daerah penangkapan ikan oleh nelayan di sekitar pesisir Lampung. Penangkapan ikan menggunakan purse seine biasanya memerlukan alat bantu pengumpul ikan, atau biasa disebut rumpon. Penggunaan rumpon dimaksudkan agar nelayan tidak melaut terlalu jauh untuk mencari daerah penangkapan ikan, sehingga efisiensi biaya operasional melaut dapat diminimalisir. Sejauh ini, rumpon ditenggelamkan beberapa waktu sebelum trip penangkapan berlangsung. Padahal, rumpon tradisional dengan atraktor daun kelapa membutuhkan waktu tunggu untuk dapat berfungsi secara efektif sebagai pengumpul ikan. Tujuan penelitian ini adalah memonitor secara berkala hingga didapatkan gambaran kondisi rumpon perminggunya dan memperkirakan usia rumpon dapat efektif digunakan sebagai alat bantu penangkapan ikan. Underwater survey dilakukan diakhir minggu, selama lima minggu berturut-turut yang meliputi pencatatan, perekaman dan pendokumentasian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumpon memerlukan sekitar 4 – 5 minggu untuk dapat efektif sebagai pengumpul ikan. Ikan akan mendekati rumpon untuk mencari makanan di substrat yang menempel di dinding rumpon dan sebagai tempat berlindung

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Anderson J, Gates P.D. (1996). South Pacific Commission fish aggregating device (FAD) manual. Volume 1 planning FAD programs. South Pacific Commission.

Atapattu A.R. (1991). The Experience of Fish Aggregating Devices for Fisheries Resource Enhancement and Management in Sri Lanka. RAPA Report 11:16-40.

Chairunnisa, S., Setiawan, N. , Irkham , Ekawati, K., Anwar ,A. dan Fitri, A. (2018). Studi Tingkah Laku Ikan Terhadap Prototype Auto-Lion (Skala Laboratorium). Marine Fisheries. Vol. 9, No. 1, Mei 2018: 53-61.

Depari, R., D., S., Darmawan dan Nugroho, T. 2022. Kepatuhan Pemasangan Rumpon Terhadap Peraturan Kementerian Kelautan Dan Perikanan Di Pelabuhan Ratu. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 13 No. 1 Mei 2022: 1-12.

Emslie, Michael J. and Cheal, A. (2018). Visual census of reef fish Long-term Monitoring of the Great Barrier Reef Standard Operational Procedure Number 3. AIMS (Australian Institute of Marine Science) Australia’s tropical marine research agency, Townsville, Australia.

English, S.E., Wilkinson, C., Baker, V. (1997). Survey manual for tropical marine resources.

Australian Institute of Marine Science, Townsville, Australia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2014). Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 26/PERMEN-KP/2014 tentang Rumpon. [diunduh pada 10 Februari 2023 ]. Tersedia pada http://djpt.kkp.go.id.

Malig JB, de Jesus AS, Dickson JO. (1991). Deep-sea aggregating devices in the Philippines. RAPA Report 11:214-228

Matsumoto WM, Kazama TK, Aasted DC.(1981). Anchored fish aggregating devices in Hawaiian waters. Mar. Fish. Rev. 43(9):1-13.

Nybakken, J.W. (1988). Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta.

Prayitno, Manengkey, J., & Zaini, M. (2016). Manfaat dan Dampak Penggunaan Rumpon sebagai Alat Bantu Dalam Penangkapan Ikan. Buletin Matric Vol. 13 No. 2 Desember 2016.

Rumpa, Arham dan Isman, Khairuddin. 2018. Desain Purse Seine yang Ideal Berdasarkan Tingkah Laku Ikan Layang (Decapterus macarellus) dan Ikan Tongkol Deho (Auxis thazard) di Rumpon. Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan V Universitas Hasanuddin, Makassar, 5Mei 2018: 89-98.

Saifullah dan Susilawati. 2018. Teknologi Rumpon Untuk Nelayan Tradisional Di Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas. Jurnal Pengabdian Masyarakat J- DINAMIKA, Vol. 3, No. 1 Juni 2018:51-60.

Sitorus, J.H., Atmojo, A. T., Bachri, S., Hardian, Prayitno, Komarita, I. (2022). Analisis Zona Potensi Penangkapan Ikan Berdasarkan SPL, Klorofil-A, dan BoatDetection Serta Mengkaji Rzwp3k Provinsi Lampung. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 13 No. 1 Mei 2022: 89-102.

Taquet, M., Dagorn, L., Sancho, G., Gaertner, J. C., Itano, D., Wendling, B., Aumeeruddy, R., & Peignon, C. (2007). Characterizing fish communities associated with drifting fish aggregating devices (FADs) in the Western Indian Ocean using underwater visual surveys. Aquatic Living Resources 20 (4).

Wudianto, WidodoA., Satria, F., & Mahiswara. (2019). Kajian Pengelolaan Rumpon Laut Dalam sebagai Alat Bantu Penangkapan Tuna di Penangkapan Tuna di Perairan Indonesia. J. Kebijak.Perikan. Ind. Vol.11 No.1 Mei 2019: 23 – 37.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2023-07-21

Cara Mengutip

Handayani, M., Agus Mulyadi, R., & Alfian, Y. . (2023). MONITORING RUMPON TRADISIONAL DI TELUK HURUN, BANDAR LAMPUNG SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFEKTIFITAS PENANGKAPAN IKAN. Jurnal Marshela (Marine and Fisheries Tropical Applied Journal), 1(1), 6-13. https://doi.org/10.25181/marshela.v1i1.2985

Terbitan

Bagian

Artikel