Journal Applied of Science and Chemical Engineering https://jurnal.polinela.ac.id/joasce <p style="text-align: left;"><img style="margin-left: 8px; margin-right: 15px; box-shadow: 5px 5px 5px gray; float: left;" src="https://jurnal.polinela.ac.id/public/journals/22/journalThumbnail_id_ID.png" width="150" height="210" /></p> <p style="text-align: justify;">JoASCE (Journal Applied of Science and Chemical Engineering) is an open national journal of scientific research articles that publishes articles in the fields of science and chemical engineering. This journal invites academics, students, researchers, and practitioners to publish their articles and also provides a forum to share their works, experiences, and knowledge on current topics related to chemical science and engineering. JoASCE is published byTeknologi Rekayasa Kimia Industri (Industrial Chemical Engineering Technology), Politeknik Negeri Lampung. It is published two times a year on May and November.</p> industrial chemical engineering technology en-US Journal Applied of Science and Chemical Engineering 2962-6218 Optimasi Amonia (NH3) dan Asap Cair Sekam Padi Terhadap Waktu Prakoagulasi dan Koagulasi Lateks https://jurnal.polinela.ac.id/joasce/article/view/3026 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kosentrasi amonia sebagai zat antikoagulan dan asap cair sekam padi yang optimal sebagai zat koagulan pada lateks. &nbsp;Penelitian ini terdiri dari 2 pengamatan. Pengamatan pertama dilakukan dengan menambahkan variasi konsentrasi amonia &nbsp;pada sampel lateks cair dan diamati waktu prakoagulasi. Pada sampel pengamatan pertama masing-masing ditambahkan amonia dengan konsentrasi 2%, 2,5%, dan 3% dan selanjutnya diamati. Sampel pengamatan kedua lateks yang telah ditambahkan amonia dengan konsentrasi amonia 2%, 2,5% dan 3% lalu ditambahkan asap cair dengan volume 2 mL, 4 mL, dan 6 mL. &nbsp;Hasil pengamatan pertama yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi amonia yang digunakan sebagai zat anti koagulan 2% mampu mencegah koagulasi selama 10,1 jam, konsentrasi amonia 2,5% selama 12,0 jam, dan konsentrasi 3% selama 13,0 jam. Sedangkan pada pengamatan kedua untuk menentukan nilai optimal dari konsentrasi amonia dan volume asap cair yang digunakan untuk mendaptkan konsentrasi amonia dan volem asap cair yang optimal. &nbsp;Hasil yang didapatkan berdasarkan hasil analisis <em>Response Surface Methode</em>, konsentrasi amonia optimum yang baik digunakan adalah 2% dan volume asap cair 4,87 mL dengan waktu retensi koagulan selama 2,07 jam. &nbsp;Hasil validasi pengamatan kedua menunjukkan bahwa dengan konsentrasi amonia dan volume asap cair yang disarankan oleh <em>Software</em> menghasilkan waktu retensi koagulan selama 2,05 jam.</p> dewi ermaya Dian Ayu Afifah Devy Cendekia Vida Elsyana Mustika Meri Diana Hak Cipta (c) 2023 dewi ermaya, Dian Ayu Afifah, Devy Cendekia, Vida Elsyana, Mustika Meri Diana https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-29 2023-12-29 1 2 27 37 10.25181/joasce.v1i2.3026 a MODEL ISOTERM ADSORPSI LANGMUIR PADA ANALISIS DAYA SERAP IODIUM https://jurnal.polinela.ac.id/joasce/article/view/3022 <p>Analisis daya serap iodium dimanfaatkan sebagai salah satu analisis dalam menentukan kualitas adsorben sebelum pengaplikasiannya. Analisis ini mampu mengidentifikasi jumlah adsorbat maksimal yang dapat diikat suatu adsorben. Selain itu, data analisis daya serap iodium dapat pula menjelaskan mekanisme proses adsorpsi yang berlangsung pada suatu adsorbat melalui model isotherm adsorpsi. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai analisis awal dalam pembuatan media adsorpsi sintesis. Pada penelitian ini diperoleh nilai serapan iodium pada adsorben semakin meningkat dengan semakin rendahnya konsentrasi iodium. Konsentrasi iodium paling rendah sebesar 0,025 N dapat terserap paling besar dengan nilai 81%. Data analisis daya serap iodium yang diperoleh&nbsp; kemudian direpresentasikan melalui model isotherm Langmuir. Berdasarkan data eksperimen koefisien korelasi (R<sup>2</sup>) pada model isotherm Langmuir memiliki nilai R<sup>2</sup> = 0,945. Sehingga model ini dapat digunakan untuk menjelaskan mekanisme adsorpsi pada analisis daya serap iodium. Melalui model adsorpsi ini, dapat diketahui mekanisme adorpsi yang berlangsung dan kapasitas maksimal adsorbat yang teradsopsi. Berdasarkan model isotherm Langmuir, analisis daya serap iodium melalui mekanisme penyerapan monolayer. Mekanisme adsorpsi yang terjadi adalah laju adsorpsi yang sebanding dengan fraksi situs kosong yang ada pada karbon bersama dengan konsentrasi iodium dalam larutan. Iodium dapat teradsorpsi maksimal sebesar sebesar 0,58 mg g<sup>-1</sup>. Dengan kata lain, model isotherm adsorpsi Langmuir dapat digunakan dalam analisis daya serap iodium sebagai model yang menjelaskan jumlah maksimal adsorbat yang terikat dan mekanisme adsorpsi yang berlangsung selama analisis</p> Devy Cendekia Dian Ayu Afifah Hak Cipta (c) 2023 Devy Cendekia, Dian Ayu Afifah https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-29 2023-12-29 1 2 38 43 10.25181/joasce.v1i2.3022 PENGARUH LIMBAH BATANG PISANG (Musa Paradisiaca) DAN JERAMI PADI (Oryza Sativa L.) TERHADAP PRODUKSI BIOGAS https://jurnal.polinela.ac.id/joasce/article/view/3229 <p>Biogas merupakan gas alam yang terutama terdiri dari gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik oleh mikroorganisme metanogen secara anaerobik (tanpa oksigen). Proses ini terjadi di dalam digester biogas sebagai tempat terjadinya reaksi oleh mikroorganisme. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan produksi biogas skala rumah tangga. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial 2x2 dengan 3 kali ulangan. Prosedur dalam penelitian ini menggunakan jerami padi dan batang pisang yang dicacah lalu dimasukan ke dalam digester dan dihitung violume gas yang terbentuk menggunakan media balon. Penambahan jerami padi 50 gram dengan batang pisang 100 gram menghasilkan biogas dengan volume rata-rata 1531,24 mm<sup>3</sup>. Penambahan Jerami padi 100 gram dan batang pisang 100 gram rata-rata volume 2143,15 mm<sup>3</sup>. Penambahan jerami padi 200 gram dan batang pisang 50 gram memiliki rata–rata volume 1170,28 mm<sup>3</sup>. Penambahan jerami padi 200 gram dan batang pisang 100 gram memiliki volume 808,28 mm<sup>3</sup> Kontrol biogas berisi kotoran ternak 500 gram dengan penambahan air 500 ml memiliki volume 852,95 mm<sup>3</sup>. Sesuai dengan pengamatan selama 7 hari, hasil yang terbaik yaitu pada penambahan jerami padi 100 gram dan batang pisang 100 gram selama 3 kali pengulangan memiliki volume rata-rata 2143,15 mm<sup>3</sup><em>.</em></p> Adityas Salomo Pranata Aji Shintawati Aan Hargiawan M. Julian Herlambang Hak Cipta (c) 2023 Adityas, Salomo Pranata Aji, Shintawati, Aan Hargiawan, M. Julian Herlambang https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-29 2023-12-29 1 2 44 50 10.25181/joasce.v1i2.3229 Parameter Waktu Ekstraksi dan Rasio Pelarut Terhadap Perolehan Minyak Biji Pala Menggunakan Metode Hidrodistilasi https://jurnal.polinela.ac.id/joasce/article/view/3248 <p>Tanaman asli Maluku, biji pala, sangat berharga bagi produksi minyak atsiri Indonesia. Industri farmasi dan wewangian memanfaatkan minyak atsiri secara ekstensif, dengan ciri khas tidak berwarna atau berwarna kuning muda dan digunakan sebagai penyedap makanan alami dan memiliki sejumlah komponen yang menarik bagi industri oleokimia. Konsentrasi miristisin dari minyak pala yang diperoleh melalui pengumpulan industri merupakan salah satu indikator kualitas karena miristisin membantu memberikan aroma yang sangat harum pada pala. Hidrodistilasi sering digunakan untuk memproduksi minyak pala. Rendemen hidrodistilasi dan kualitas produk dipengaruhi oleh parameter bahan baku yang akan diekstraksi. Sebanyak 50 g pala dimasukkan ke dalam labu didih 1 L dan diberi akuades dengan perbandingan bahan baku dan volume masing-masing 1:10, 1:15 dan 1:20. Hidrodistilasi dilakukan pada suhu 100°C dengan variasi lama penyulingan 1, 2, 3 dan 4 jam. Analisis fisikokimia minyak atsiri biji pala dilakukan sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) 06-2388-2006. Komposisi minyak biji pala menggunakan GC-MS. Di antara 21 senyawa yang diselidiki, 13 adalah monoterpen dan 8 adalah senyawa teroksigenasi (monoterpenol dan senyawa turunan fenilpropanoid teroksigenasi).</p> Dennis Nury Reni Yuniarti Aldilla Septiana Mega Mutiara Sari Muhammad Habibi Wasi Narendra Muhammad Zulfikar Luthfi Hak Cipta (c) 2023 Dennis Nury, Reni Yuniarti, Aldilla Septiana, Mega Mutiara Sari, Muhammad Habibi Wasi Narendra, Muhammad Zulfikar Luthfi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-29 2023-12-29 1 2 51 57 10.25181/joasce.v1i2.3248 RASIO LIMBAH JERAMI PADI (Oryza SativaL.) DAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DALAM PRODUKSI PUPUK ORGANIK CAIR https://jurnal.polinela.ac.id/joasce/article/view/3230 <p><em>Tanaman padi merupakan tumbuhan monocotyl yang tumbuh di daerah tropis. Tanaman padi yang telah siap panen akan diambil bulir – bulirnya, sementara bagian batang serta daunnya akan dibuang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio jerami padi dan Mikroorganisme Lokal terhadap pertumbuhan padi melalui proses fermentasi dan sedimentasi dengan hasil produk cair digunakan sebagai pupuk organik cair. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan pola faktorial 2 x 2 dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu jerami padi 50 gram yang terdiri dari 1 taraf yaitu dengan penambahan MOL 200 ml dan 400 ml. Faktor yang kedua yaitu jerami padi 100 gram yang terdiri dari 1 taraf dengan penambahan MOL 200 ml dan 400 ml. Pengamatan yang diamati adalah tingginya tanaman padi setelah diberikan komposisi pupuk organik cair tersebut selama 7 hari. Hasil penelitian dari beberapa variasi tersebut terhadap tinggi tanaman padi pada hari terakhir&nbsp; antara lain; 4,6 cm; 5,6 cm; 4,7 cm; 4,6 cm; 4,7 cm; 4,8 cm; 5,4 cm; 4,7 cm; 4,6 cm; 4,7 cm; 4,8 cm; 5,1 cm; dan 5,4 cm. dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada berat jerami padi 50 gram dengan MOL 200 ml memiliki hasil yang paling optimal terhadap pertumbuhan padi dengan tinggi tanaman padi 5,6 cm. Pada hasil uji Anova menunjukkan nilai P-value jerami padi dan MOL sebagaimana tabel 2 masing masing memiliki nilai&nbsp; &gt;0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa jerami padi dan interaksi antara dua faktor menunjukan pengaruh yang nyata. Sedangkan MOL tidak menunjukan pengaruh yang nyata.</em></p> Adityas Salomo Pranata Aji Shintawati Aan Hargiawan Hak Cipta (c) 2023 Adityas, Salomo Pranata Aji, Shintawati, Aan Hargiawan, M. Julian Herlambang https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2023-12-29 2023-12-29 1 2 58 64 10.25181/joasce.v1i2.3230