Tingkat Pendapatan Dan Titik Impas (Break Event Point) Agroindustri Pengawetan Ikan Asin Teri

Penulis

  • Sutarni Sutarni Jurusan Ekonomi dan Bisnis Politeknik Negeri Lampung
  • Fitriani Fitriani Jurusan Ekonomi dan Bisnis Politeknik Negeri Lampung
  • Analianasari Analianasari Jurusan Ekonomi dan Bisnis Politeknik Negeri Lampung

DOI:

https://doi.org/10.25181/prosemnas.v0i0.429

Abstrak

Penelitian ini mempelajari mengenai tingkat pendapatan dan titik impas (Break Event Point) Agroindustri Pengawetan Ikan Asin Teri (Stoplephorus spp). Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui biaya tetap dan biaya variabel agroindustri pengawetan ikan asin teri; (2) menganalisis keuntungan dan tingkat titik impas agroindustri pengawetan ikan asin teri; dan (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan agroindustri pengawetan ikan asin teri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey pada sentra agroindustri ikan asin teri di Kecamatan Labuan Maringgai. Jumlah responden ditentukan dengan sengaja (purposive). Analisis data yang digunakan adalah analisis: R/C rasio, B/C rasio, BEP, dan analisis statistik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya tetap Rp 43.953.995,65 dengan nilai penyusutan investasi per periode mencapai Rp 144.674,16,- biaya variabel Rp 25.281.195,08 untuk agroindustri pengawetan ikan asin teri. Keuntungan bersih yang diperoleh pengusaha perperiode mencapai Rp 4.240.797,42,-, R/C rasio mencapai 1,17, B/C ratio 0,17 dan Tingkat BEP agroindustri ikan asin teri diperoleh 5.946,77 kg dan Rp 297.338.270,60. Sedangkan variabel yang signifikan berpengaruh terhadap pendapatan/laba agroindustri ikan asin adalah biaya bahan baku, biaya investasi, dan pendidikan. Variabel-variabel yang tidak signifikan berpengaruh terhadap pendapatan/laba agroindustri ikan asin teri pada model adalah variabel biaya tenaga kerja, umur, dan pengalaman usaha. Kata kunci: Keuntunganan, variabel, ikan asin,

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Anto Dajan. 1986. Pengantar Metode Statistika II. Jilid 2, Edisi Kesepuluh. Jakarta. LPJES.

Direktorat Jendral Perikanan. 1992. Standar Nasional Indonesia (SNI) Ikan Teri

Asin Kering (SNI 01-2708). Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Jakarta

Endang Sri Heruwati, 2002. Pengolahan Ikan Secara Tradisional: Prospek Dan Peluang

Pengembangan, 21(3), 2002. Jurnal Litbang Edisi 2 Nomor 3.

Helda. 2004. Analisis Nilai Tambah Pengokhan lkan teri di Pulau Pasaran, Provinsi Lampung.

Skrispsi Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan Departemen

Sosial Ekonomi Perikanan Faku;tas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei, Jakarta:

LP3ES. 7.

Opstvedt, J. 1988. Influence of drying and smoking on protein quality InFish Smoking and Drying,

the Effect of Smoking and Drying on the Nutritional Properties of Fish. J.R. Burt, (Ed.).

Elsevier Applied Science, London and New York. p. 23−36.

Sri Sedjati, Tri Winarni, dan Titi Suarti. 2006. Studi Penggunaan Khitosan sebagai Anti Banketri

Pada Ikan Teri (Stolephorous) Asin Kering Selama Penyimpanan Suhu Kamar. Jurnal

Pasir laut Vo. 2. No. 2 Januari 2007: 54-66.

Teti Resmiati, Skalis Diana, dan Sei Astuty. 2003. Pengasinan Ikan Teri (Stolephorus spp) dan

Kelayakan Usahanya di Desa Karanghatu Serang. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian.

Universitas Padjajaran. 25 Hal.

Sutrisno, 2000. Manajemen Keuangan. Pustaka. Bandung

##submission.downloads##

Diterbitkan

2017-10-30

Terbitan

Bagian

Artikel