Respons Bibit Bud Chips Batang Atas, Tengah, dan Bawah Tebu (Saccharum officinarum L.) terhadap Aplikasi Dosis Mulsa Bagasse

Authors

  • Silviana Irianti Program Studi Produksi dan Manajemen Industri Perkebunan Politeknik Negeri Lampung
  • Wiwik Indrawati Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Negeri Lampung
  • Any Kususmastuti Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Negeri Lampung

DOI:

https://doi.org/10.25181/aip.v5i1.648

Abstract

There are many benefits of sugarcane (Saccharum officinarum L.) as a sugar source to fulfil human staples food. The use of sugarcane bud chips is one of cultivation technology in order to achieve national sugar self-sufficiency program. Bagasse mulch kept soil moisture and increased organic matter in the soil thathas positive impact on sugarcne growth. The experiment was conducted in Teaching Farm of the State Polytechnic of Lampung, from November 2015 until April 2016. The experiment used Randomized Block Design (RBD) in factorial pattern, consisting of two factors. The first factor is the treatment of bud chips position consisting of 3 levels i.e. top bud chip, middle bud chip, and bottom bud chips. The second factor is the bagasse mulch treatment consisting of 4 levels i.e. control, 3 ton.ha-1, 6 ton.ha-1, and 9 ton.ha-1. The objectives of the study were to obtain optimal growth among bud chips, optimal bagasse mulch, and to know the interaction between the bud chips position and the bagasse treatments. The results showed that the top bud chips were better than  middle bud chips and bottom bud chips. The optimal rate of bagasse mulch was 3 ton.ha-1. There was an interaction between the treatment of sugarcane bud chips and mulch bagasse on leaf length and soil moisture growth.   Keywords: bagasse mulch, bud chips, sugarcane seedlingsPermalink: http://jurnal.polinela.ac.id/index.php/AIP/article/view/648

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alfian, R., & Susanti, H. (2013). Penetapan kadar fenolik total ekstrak metanol kelopak bunga rosella merah (Hibiscus sabdariffa Linn) dengan variasi tempat tumbuh secara spektrofotometri. Pharmaciana, 2(1), 73-80.

Arif, A., Sugiharto, A. N., & Widaryanto, E. (2014). Pengaruh umur transplanting benih dan pemberian berbagai macam pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays L. saccharata Sturt.). Jurnal Produksi Tanaman, 2(1), 1-9.

Batubara, M. H., Niswati, A., Yusnaini, S., & Arif, M. S. (2013). Pengaruh sistem olah tanah dan aplikasi mulsa bagas terhadap populasi dan biomassa cacing tanah pada pertanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tahun ke 2. Jurnal Agrotek Tropika, 1(1), 107-112.

Cahyani, S., Sudirman, A., & Azis, A. (2017). Respons pertumbuhan vegetatif tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) ratoon 1 terhadap pemberian kombinasi pupuk organik dan pupuk anorganik. Jurnal Agro Industri Perkebunan, 4(2), 69-78.

Desiana, C., Banuwa, I. S., Evizal, R., & Yusnaini, S. (2013).Pengaruh pupuk organik cair urin sapi dan limbah tahu terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal Agrotek Tropika, 1(1), 113-119.

Doring T., Heimbach, U., Thieme, T., Finckch, M., & Saucke, H. (2006). Aspect of straw mulching in organic potatoes-I, effects on microclimate, Phytophtora infestans, and Rhizoctonia solani. Nachrichtenbl. Deut. Pflanzenschutzd, 58(3), 73-78.

Ismayana, A., Indrasti, N. S., Suprihatin, A. M., & TIP, A. F. (2012). Faktor rasio C/N awal dan laju aerasi pada proses co-composting bagasse dan blotong. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 22(3), 173-179.

Fahrurozzi, H. Bandi dan Latifah. 2005. Perumbuhan dan hasil kedelai pada berbagai dosis mulsa baggase dan pengolahan tanah. Jurnal Akta Agrosia, 8(1): 21-24.

Hamdani, J. S., Suriadinata, Y. R., & Martins, L. (2016). Pengaruh naungan dan zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang kultivar atlantik di dataran medium. Jurnal Agronomi Indonesia, 44(1), 33-39.

Kusmayadi, W. (2016). Pengaruh Dosis Bokashi Kirinyuh dan Mulsa Jerami Padi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L). UIN Sunan Gunung Djati.

Marliah, A., Nurhayati, & Susilawati, D. (2009). Pengaruh pemberian mulsa organik terhadap pertumbuhan dan hasil jagung. Jurnal Floratek, 6, 192-201.

Nahnoedin. (1993). Penyedian bibit tebu berkualitas, permasalahan dan penanggulangannya. Gula Indonesia, 15(3), 39-41.

Nurmawati, S. I., Winarni, & Waskito, A. (2011). Penggunaan mulsa jerami alang-alang dan mulsa baggase pada tanaman tebu. Jurnal Penelitian Matematika, Sains, dan Teknologi, 2, 36-24.

Pantilu, L. I., Mantiri, F. R., Nio, S. A., & Pandiangan, D. (2012). Respons morfologi dan anatomi kecambah kacang kedelai (Glycine max (L.) Merill) terhadap intensitas cahaya yang berbeda. BIOSLOGOS, 2(2), 78-87.

Patar, H., Barus, A., & Irsal, I. (2015). Pengaruh konsentrasi zat pengatur tumbuh dan sumber bud chips terhadap pertumbuhan bibit tebu (Saccharum officinarum) di pottray. Agroekoteknologi, 3(3), 992-1004.

Prasetyo, B. H., & Suriadikarta, D. A. (2006). Karakteristik, potensi, dan teknologi pengelolaan tanah Ultisol untuk pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 25(2), 39-46.

Prayogo, S. A., Minwal, M., & Amir, N. (2016). Pengaruh jenis pupuk organik dan sistem tanam terhadap pertumbuhan bibit tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Klorofil: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Pertanian, 11(1), 51-55.

Prayudyaningsih, R., & Sari, R. (2016). Aplikasi fungi mikoriza arbuskula (FMA) dan kompos untuk meningkatkan pertumbuhan semai (tectona grandis Linn.f.) pada media tanah bekas tambang kapur. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 5(1), 37-46.

Putra, E., Sudirman, A., & Indrawati, W. (2017). Pengaruh pupuk organik pada pertumbuhan vegetatif tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) varietas GMP 2 dan GMP 3. Jurnal Agro Industri Perkebunan, 4(2), 60-68.

Putri, A. D., Sudiarso, S., & Islami, T. (2013). Pengaruh komposisi media tanam pada teknik bud chip tiga varietas tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Produksi Tanaman, 1(1), 16-23.

Ruhnayat, A. (1995). Peranan unsur hara dalam meningkatkan pertumbuhan, hasil, dan daya tahan tanaman tebu. Jurnal Litbang Pertanian, 14(1), 10-15.

Song, A. N., & Banyo, Y. (2011). Konsentrasi klorofil daun sebagai indikator kekurangan air pada tanaman. Jurnal Ilmiah Sains, 11(2), 166-173.

Sudyastuti, T., & Setyawan, N. (2007). Sifat thermal tanah pasiran pantai dengan pemberian bahan pengkondisi tanah dan biomikro pada budidaya tanaman cabai (Capsicum Annuum L). Agritech, 27(3), 137-146.

Sukmadjaja, D., Supriyati, Y., & Pardal, S. J. (2016). Kultur apeks untuk penyediaan bibit unggul tebu varietas PS864 dan PS881. Jurnal AgroBiogen, 10(2), 45-52.

Swibawa, I. G., Yulistiara, S. P., & Aeny, T. N. (2015). Penerapan sistem olah tanah dan pemulsaan pada tebu untuk pengendalian nematoda parasit tumbuhan dominan. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 15(2), 115-124.

Windusari, Y., Sari, N. A., Yustian, I., & Zulkifli, H. (2013). Dugaan cadangan karbon biomassa tumbuhan bawah dan serasah di kawasan suksesi alami pada area pengendapan tailing PT Freeport Indonesia. Biospecies, 5(1), 22-28.

Yunitasari, D., Hakim, D. B., Juanda, B., & Nurmalina, R. (2015). Menuju swasembada gula nasional: model kebijakan untuk meningkatkan produksi gula dan pendapatan petani tebu di Jawa Timur. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, 6(1), 1-15.

Published

2017-05-25

How to Cite

Irianti, S., Indrawati, W., & Kususmastuti, A. (2017). Respons Bibit Bud Chips Batang Atas, Tengah, dan Bawah Tebu (Saccharum officinarum L.) terhadap Aplikasi Dosis Mulsa Bagasse. Jurnal Agro Industri Perkebunan, 5(1), 15-28. https://doi.org/10.25181/aip.v5i1.648

Issue

Section

Article

Most read articles by the same author(s)