Keragaan Lahan Sub-Optimal dan Perbaikan Produktivitas Melalui Kebijakan Daerah di Lampung

Penulis

  • Bariot Hafif Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

DOI:

https://doi.org/10.25181/prosemnas.v0i0.364

Abstrak

Agricultural land in Lampung is the land of sub-optimal as acid dry land, rainfed areas and wetlands. A study was conducted to study the extent and distribution of the lands of sub-optimal, as well as the policies of local governments in land productivity improvement. Acid dry land area of 2.7 million ha spread with 1.23 million ha is recommended for the development of food crops. Rainfed areas reported an area of 121 thousand hectares, while the area of swamp land is 108 thousand hectares which consists of tidal marsh and swamp are 56 thousand ha and 52 thousand ha, respectively. Government policies to improve the productivity of acid dry land more focused on increasing productivity of plantation crops and horticulture. While policies to increase the productivity of food crops, especially rice is more focused on the rainfed areas and wetlands. Government policies to take advantage of dry land under stands of annual crops for the attainment of food self-sufficiency is not yet visible. Program policies to optimize the productivity of rainfed and swamp land is also not optimal because it only been done on a narrow scale areas such as the provision of water pumps and drainage improvements in wetlands Sragi South Lampung, new paddy fields in Mesuji, and adaptation trials of new varieties in the swamp of Tulang BawangKeywords: sub-optimal land, acid dry land, rainfed, wetlands   

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Bariot Hafif: Keragaan Lahan Sub-Optimal dan Perbaikan Produktivitas Melalui Kebijakan Daerah...

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Polinela 2014

Mulyani, A., A. Rachman, A. Dariah. 2010. Penyebaran Lahan Masam, Potensi dan

Ketersediaannya Untuk Pengembangan Pertanian. http://balittanah.litbang.deptan.

go.id/dokumentasi/buku/fosfatalam/anny_mulyani.pdf .

Prihasto, A. 2013. Model Pertanian Ramah Lingkungan pada Sawah dan Lahan Sawah Tadah

Hujan. Raker Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian 3 - 6 April 2013.

ROL. 2011. Kekeringan Kian Mencemaskan, Giliran Lampung Alami Puso.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/09/19/lrrl5f-kekeringan-kian-

mencemaskan-giliran-lampung-alami-puso.

RRI, 2012. 150 Hektar Sawah di Lampung Terancam Gagal Panen.

http://rri.co.id/index.php/berita/29044/150-Hektar-Sawah-di-Lampung-Terancam-Gagal-

Panen#.Uy1bOM5X-M8.

Subagyo, H., N. Suharta, dan A.B. Siswanto. 2002. Tanah - tanah pertanian di Indonesia. Hlm. 21 –

dalam Sumberdaya Lahan di Indonesia dan Pengelolaannya. Puslittanak. Badan Litbang

Pertanian. Bogor.

Subarna A., 2009. Pola Tanaman Padi dan Jagung pada Lahan Sawah Tadah Hujan. BPTP

Sumatera Barat. http://sumbar.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=

com_content&view=article&id=132:pola-tanaman-padi-dan-jagung-pada-lahan-sawah-

tadah-hujan&catid.

Suprihatno, B.,T.Alihamsyah, dan E.E.Ananto. 1999. Teknologi Pemanfaatan Lahan Pasang Surut

dan Lebak untuk Pertanian Tanaman Pangan. Dalam Prosiding Simposium Penelitian

Tanaman Pangan IV di Bogor tanggal 22-24 November 1999.Alihamsyah, T.,E.E.Ananto, H.Supriadi, I.G.Ismail dan DE.Sianturi. 2000. Dwi Windu.Penelitian

Lahan rawa: Mendukung Pertanian Masa Depan. ProyekPenelitian Pengembangan

Pertanian Rawa Terpadu-ISDP. Badan Litbang Pertanian Bogor.

Alihamsyah,T. dan E.Ekon Ananto. 1998. Sintesis Hasil Penelitian Budidaya Tanaman dan

Alsintan pada Lahan Pasang Surut. Dalam M. Sabran dkk. Prosiding Seminar Nasional

Hasil Penelitian Menunjang Akselerasi Pengembangan Lahan Pasang Surut. Balittra .

Banjarbaru.

Ananto, E.E., T. Alihamsyah, Handaka dan Ridwan Thahir, 2000. Strategi pengembangan alat

dan mesin pertanian mendukung keberlanjutan pengembangan sistem usahatani di lahan

rawa. Makalah pada Seminar Nasional Penelitian Pertanian di Lahan Rawa. Proyek

Penelitian Pengembangan Pertanian TerpaduISDP. Badan Litbang Pertanian. Bogor.

Balitbangtan. 2013a. Peta Zona Agroekologi Provinsi Lampung Skala 1:250.000. Kementerian

Pertanian.

Balitbangtan. 2013b. Sawah Tadah Hujan Sangat Menjanjikan. http://www.litbang.

deptan.go.id/berita/one/585.

BPS Provinsi Lampung. 2013. Lampung Dalam Angka.

Barus, J. 2013. Pemanfaatan Lahan Di bawah Tegakan Kelapa di Lampung. Jurnal Lahan Sub-

optimal. Vol. 2: 1. 68-74.

Ismunadji, M., I. Zulkarnaeni and M. Miyake. 1973. Sulphur deficiency in lowland rice in Java.

Contr. Centr. Res. Inst. Agri. Bogor 14: 1- 17.

Lampung Post. 2005. Lampung Perlu Irigasi Lahan Kering. Rabu, 21 September 2005.

Lakitan, B. Dan N. Govar. 2013. Kebijakan Inovasi Teknologi untuk Pengelolaan Lahan Sub-

optimal Berkelanjutan. Dipresentasikan pada Seminar Nasional Lahan Sub-optimal,

Palembang, 20-21 September 2013.

Mulyani A, Hikmatullah, Subagyo H. 2003. Karakteristik dan potensi tanah masam lahan kering di

Indonesia, Di dalam Setyorini et al, editor. Prosiding Simposium Nasional Penggunaan

Tanah Masam. Buku I. Bandar Lampung, 29-30 September 2003. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanah dan Agroklimat. hlm 1-32.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2017-10-30

Terbitan

Bagian

Artikel